Supercar Karya Masterpiece Lamborghini Dilelang Rp 14.8 Miliar

Setiap pabrikan mobil legendaris rata-rata memiliki mobil yang dianggap sebagai mobil karya terbaik dari segi desain dan juga performa dari sang pembuatnya. Dan selain itu, sebuah mobil hasil karya sang masterpiece yang bisa dipastikan adalah jumlah produksinya yang hanya sedikit alias limited edition dengan harga selangit.
eperti yang dijumpai di autoevolution, Jumat (27/06), didapati sebuah supercar Italia, yang bisa dikatakan sebagai versi Lamborghini termahal dan langka yaitu Reventon, akan dijual dalam acara lelang otomotif tahunan di Inggris. Bagi yang menginginkan, pastikan untuk menyiapkan uang yang banyak, karena harga awal akan dipatok Rp 14,8 Miliar dan bakal mencapai harga yang lebih.
Supercar karya masterpiece Italia, Lamborghini Reventon ini hanya ada 27 unit saja di dunia ini masuk ke dalam daftar lelang di acara London Metroexpo 2012 yang bertempat di gedung Canary Wharf, Inggris. Acara ini akan berlangsung pada tanggal 11 sampai 17 Juni 2012 mendatang.
Lamborghini Reventon ini lahir dan diperkenalkan pertama kali pada tahun 2007 yang lalu saat ajang bergengsi Frankfurt Motor Show dan menjadi supercar Lamborghini termahal saat itu. Sang banteng tempur istimewa ini, ternyata tujuh di antaranya sudah diberikan untuk beberapa museum otomotif di beberapa dunia.
Yang menjadikannya mobil ini sebagai karya masterpiece adalah karena dari desain bentuk mobil yang sangat aerodinamis yang diadopsi dari pesawat jet tempur asal Amerika Serikat, F22 Raptor. Dan saat masuk dalam ruang kabin, nuansa pesawat tempur semakin terasa kental yang terlihat dari speedometer digital yang menarik.
Reventon memiliki jantung pacu berkapasitas 6.5 liter V12, yang sanggup menghasilkan tenaga sebesar 650hp pada putaran 8.000rpm dan sanggup menghasilkan torsi sebesar 660 Nm. Dengan kemampuan mesin ini, akselerasi 0-100 dapat dicapai dalam waktu 3.3 detik dan kecepatan puncak 356 km/h.
Kecepatan tersebut didapat setelah dilakukan uji coba di Dubai. Selain itu, Mobil ini juga pernah menantang kecepatan dari pesawat tempur Panavia Tornado dalam jarak sejauh 3 kilometer. Dan Reventon mampu mengungguli pesawat tempur ini, sebelum beberapa ratus meter terakhir Panavia Tornado berhasil menyentuh garis finish.
Selain supercar Lamborghini Reventon, dalam acara pelelangan juga akan menampilkan lebih dari 250 mobil terbaru dari berbagai merk terkenal. Nantinya semua mobil itu akan dijual mulai harga di bawah 8.000 poundsterling atau sekitar Rp 118 Jutaan. (kpl/vin)

sumber

0 tanggapan :

Celah di Rencana Pembatasan BBM Bersubsidi

Batal menaikkan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu, pemerintah menyiasati dengan menerapkan rencana pembatasan bahan bakar untuk kendaraan pribadi. Tujuannya, agar tingkat konsumsi BBM bersubsidi 40 juta kiloliter.

Menteri Perindustrian M.S Hidayat sudah menyatakan bahwa pemerintah pasti akan melakukan pembatasan bahan bakar minyak tersebut meski waktu pelaksanaannya masih belum jelas.

"Secara resmi akan diumumkan pada Mei nanti,” kata Hidayat ketika dikonfirmasi wartawan, di Jakarta, Rabu, 25 April 2012, lewat pemberitaan Tempo. Lewat cara ini diasumsikan ada penghematan bahan bakar antara 2-3 juta kiloliter.

Hidayat juga mengatakan bahwa pembatasan ini akan dilakukan berdasarkan kapasitas mesin mobil, yaitu mobil-mobil 1500 cc ke atas. Hanya saja, mobil-mobil pribadi yang banyak dijual dan ada di jalanan sekarang kebanyakan memiliki kapasitas mesin di bawah 1500 cc (lihat daftar di sini).

Bahkan mobil-mobil dengan kisaran harga Rp 120-150 juta yang laku sekarang pun banyak yang kapasitas mesinnya di bawah 1500 cc. Artinya, sebenarnya para pemilik mobil-mobil pribadi yang banyak di jalan sudah mampu membeli bahan bakar non-subsidi. Tetapi, berdasarkan pembatasan tersebut, para pemilik mobil baru bisa tetap menggunakan premium.

Maka jika program pembatasan ini dijalankan pun, tujuan untuk membatasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi untuk kendaraan pribadi--seperti yang dikatakan pemerintah--tidak akan berjalan efektif.

Yang bisa kena dampak merugikan dari program pembatasan ini justru para pemilik mobil 'tua' dengan kapasitas mesin besar. Mereka membeli mobil-mobil ini dengan harga jauh lebih murah daripada mobil-mobil baru berkapasitas mesin di bawah 1500 cc.

Berdasarkan komentar yang ditulis oleh para pembaca Yahoo, para pemilik mobil-mobil ini mengatakan bahwa mereka membeli mobil-mobil dengan tahun pembuatan lama karena faktor harga yang lebih murah karena tak kuat jika harus membeli mobil baru. Tetapi kini mereka justru mendapat beban terpaksa membayar bahan bakar yang lebih mahal, sementara pemilik mobil yang harganya lebih tinggi tapi ber-cc kecil bisa terus menggunakan premium.

Salah satu komentar yang kami dapatkan dari Khalif mengatakan, "Mobil saya Honda Accord '83 yang 1700cc tidak bisa pakai premium? Sedangkan mobil mewah sekelas Jazz, Freed, RX-8 (harga sekitar Rp 600 juta) boleh pakai premium? Gila, benar-benar bunuh yang menengah ke bawah dan benar-benar memakmurkan kaum atas." 

Pembaca lain, Abu, mengatakan "Label di atas adalah mobil keluaran baru dengan harga rata-rata di atas Rp 150 juta dengan CC di bawah 1500. Bagaimana dengan mobil keluaran lama dengan harga di bawah 80 juta tapi dengan CC di atas 1500? Bagaimana mungkin seseorang yang mampu membeli lima mobil baru dengan cc kecil mendapatkan subsidi? Rata-rata mobil pribadi para anggota dewan/cukong di indonesia keluaran terbaru dengan harga di atas Rp 150 juta tapi dengan cc di bawah 1500 dan mereka mendapatkan subsidi?"

Pembaca Mugi Santoso mempertanyakan golongan mana sebenarnya yang mendapat subsidi. "Mobil di bawah 1500 cc yang baru harganya sudah tinggi, Rp 100 jutaan keatas, tetap golongan orang kaya yang mampu beli dan diuntungkan. Bagaimana bisa hidup mobil angkutan sayur, antar jemput anak sekolah mobil tua di atas 1500 cc yg mampu mereka kredit, terus kebijakan macam apa ini?"

Salah satu solusi ditawarkan oleh pembaca Farid Faroukh. "Kenapa tidak pilih opsi solusi seperti: 1) Stop produksi premium (di Eropa dan Amerika sudah tidak ada BBM sekelas premium, karena masih mengandung timbal, sama halnya dengan BBM yg dijual oleh Petronas dan Shell di sini), sehingga diversifikasi produksi bisa dikurangi, dan fokus terhadap produksi pertamax. Kemudian alihkan subsidi premium ke pertamax, sehingga harga pertamax bisa ditekan. Lalu 2) Subsidi dari pemerintah kan diambil dari uang pajak, lha kok larinya ke kapasitas CC mobil. Lebih tepat kalau pengkategorian siapa yang berhak pakai premium berdasarkan nilai pajak yg tercantum di STNK. Ini akan jauh lebih realistis. Misalnya ambillah batas Rp 1,5jt, sehingga mobil-mobil lama (tidak peduli besaran CCnya) dengan pajak di bawah Rp 1,5jt tetap bisa menikmati premium. Sama halnya dengan mobil-mobil keperluan niaga, walaupun mobilnya baru." 

Sementara pembaca Arip mengatakan, "Di Indonesia itu aneh, bisa beli mobil kok ngakunya tidak mampu?"

Banyak pembaca lain menanyakan bagaimana teknis pelaksanaan pembatasan ini di SPBU, apakah petugas SPBU kemudian harus menghafal satu-satu cc mesin kendaraan yang masih boleh menggunakan premium?

Apa lagi celah dan kelemahan yang Anda lihat dari rencana pembatasan ini? Bagaimana seharusnya pembatasan BBM bersubsidi untuk kendaraan pribadi dilakukan?

sumber

0 tanggapan :

6 Alasan Tinggalkan BlackBerry

Sejak memutuskan tidak lagi menggunakan perangkat BlackBerry, saya banyak ditanya teman dekat mengenai keputusan itu. Mereka seolah-olah terpukau.
"Emang lo bisa nggak pakai BB? Yakin?"
Pertanyaan di atas bukan tanpa sebab. Penduduk kelas menengah ke atas Indonesia, khususnya Jakarta memang mayoritas menggunakan BlackBerry sebagai telepon seluler utama mereka dalam berkomunikasi satu sama lain.
Tidak lagi menggunakan BlackBerry seakan meninggalkan sebuah saluran tempat kita terhubung dengan hampir seluruh orang di lingkungan terdekat.
Namun toh setelah dua bulan tidak lagi menggunakan BlackBerry, saya masih hidup normal. Semuanya baik-baik saja.
Mengapa saya mengucapkan selamat tinggal BlackBerry? Berikut alasannya.
1) Jaringan sering bermasalah Dua tahun lebih saya menggunakan BlackBerry sebagai perangkat utama, dua tahun pula saya harus berurusan dengan jaringan BlackBerry yang sering kali bermasalah. Entah siapa yang salah — operator lokal atau jaringan BlackBerry — komunikasi melalui BlackBerry Messenger kerap tersendat.
Akibatnya, pesan yang saya kirim lambat sampainya, mengakses Internet pun susah bukan main. Email? Sering tidak masuk.
Padahal sebagai pengguna BlackBerry, koneksi Internet adalah tumpuan utama komunikasi. Tanpa Internet, apa gunanya saya pakai BB? Hampir tidak ada.
2) Ketergantungan pada BBM Saking banyaknya BlackBerry digunakan, BlackBerry Messenger (BBM) menjadi alat komunikasi utama, menggantikan telepon. Alasannya mudah saja, BBM jauh lebih mudah dan murah dibanding telepon.
Banyak orang menganggap nomor telepon adalah perihal pribadi, namun tidak PIN BBM. Mereka lebih nyaman membagikan PIN BBM daripada memberikan nomor telepon.
Padahal BBM ternyata bukan tanpa cacat. Seperti saya sebutkan di poin satu, BBM juga sering mengalami masalah. Pengiriman pesan di BBM sering mengalami keterlambatan (pending messages) yang membuat gusar, apalagi jika dalam keadaan darurat.
3) Semua benci Broadcast Message Pernahkah Anda menerima BM berisikan "Test Contact, pls ignore.", atau "Teruskan pesan ini jika tidak kamu akan melarat seumur hidup", atau "Add temen aku yah, Joni, 21, ganteng!"?
Entah teknologi yang terlalu canggih, atau masyarakat Indonesia yang terlalu, ehm, kreatif. Fitur Broadcast Message yang memungkinkan Anda mengirim pesan ke seluruh kontak, sering disalahgunakan.
Bagi beberapa orang, mungkin hal semacam ini lucu, tapi saya tidak. Bayangkan bila 10 orang senantiasa terus-menerus mengirim pesan semacam ini setiap hari. Tidakkah kamu merasa terganggu?
Ada yang bilang, smartphone harus dimiliki oleh smart user (pengguna pintar). Namun sayangnya, untuk membeli smartphone orang tidak perlu ikut ujian terlebih dahulu.
4) Spesifikasi perangkat terbatas Masalah klasik BlackBerry adalah spesifikasi mesinnya yang terbatas. Untuk informasi, seluruh aplikasi di BlackBerry akan disimpan di dalam memori internal, bukan eksternal alias kartu memori.
Bayangkan sebuah mesin yang harus bekerja keras menjalankan begitu banyak aplikasi, namun hanya diberikan kapasitas otak kecil. Tak heran perangkat BlackBerry sering hang, dan kadang terasa panas.
Solusinya adalah mengutak-atik sistem operasi bawaan BlackBerry — dengan mematikan banyak fungsi dan sistem yang sebenarnya tidak dibutuhkan seperti pilihan bahasa, ringtone, dan software bawaan. Teknik yang lebih dikenal dengan nama “shrink OS” ini tidak mudah dilakukan sendiri. Salah-salah BlackBerry kamu bisa mati total.
5) Minim inovasi Entah karena inovasi dari RIM yang kurang, atau memang kebutuhan pengguna yang tidak meningkat, BlackBerry jarang sekali melakukan inovasi signifikan pada setiap perangkat barunya.
Berbeda dengan kompetitor, RIM seakan sadar betul bahwa tanpa perlu menambah kamera menjadi 10MP, atau kapasitas memori jadi 2GB, pengguna mereka akan tetap setia.
Konsumen BlackBerry umumnya membeli BlackBerry jenis terbaru hanya karena faktor gaya saja. Jarang yang membeli BlackBerry karena prosesornya lebih canggih, atau kameranya lebih bagus, atau OS-nya baru (malah sangat sedikit di antara mereka yang tahu bedanya OS BlackBerry).
6) Fungsinya bisa didapat di ponsel lain BlackBerry bukan satu-satunya telepon seluler di dunia ini. Bahkan, BlackBerry bukan satu-satunya ponsel pintar. Hampir seluruh fungsi yang dijalankan BlackBerry dapat dijalankan juga di ponsel pintar lain.
Telepon, SMS, email, jejaring sosial, kamera, merekam video, hingga mengedit foto bahkan bisa diproses dengan lebih baik di ponsel pintar lainnya. Sebut saja iPhone yang dapat mengambil foto dengan kualitas lebih tinggi. Dan Samsung Galaxy yang memiliki prosesor dengan kapasitas proses jauh di atas BlackBerry.
Salah satu fitur populer BlackBerry, BBM pun bukan tanpa kompetitor. Di saat RIM masih bergelut dengan lambatnya koneksi lokal, beberapa layanan di luar BBM semakin berkembang. Sebut saja Line, WhatsApp, Skype, KakaoTalk, hingga Yahoo! Messenger.

sumber
Itulah beberapa alasan saya meninggalkan BlackBerry. Kamu punya pendapat lain? Atau kamu justru berpendapat bahwa menggunakan BlackBerry adalah solusi yang tepat? Saya tunggu pendapat kamu di kolom komentar :D

0 tanggapan :